Kamis, 01 Oktober 2015

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL


Tulisan ini adalah ringkasan dari Jurnal karya: Putri Rakasiwi, Elvina Dhiaul Iftitah*, Edi Priyo Utomo Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi jumlah pembentukan mikrokapsul sitronelal yang dilakukan melalui 2 tahap yaitu pembuatan mikrokapsul sitronelal dan uji efisiensi mikrokapsul sitronelal. Metode pembuatan mikrokapsul secara pengeringan beku (freeze drying) dengan memvariasikan penyalut maltodekstrin dan gum arab.
Kata kunci: efisiensi, mikrokapsul, sitronelal.

PENDAHULUAN
Sitronelal merupakan senyawa monoterpen yang terdiri dari gugus fungsi aldehid, sitronelal memiliki sifat yaitu mudah menguap dalam temperatur kamar, untuk mengatasi penguapannya maka dilakukan metode mikroenkapsulasi.
Mikroenkapsulasi merupakan metode yang digunakan untuk melapisi suatu bahan aktif atau bahan inti dengan suatu bahan penyalut sehingga dapat membentuk partikel berukuran mikro. Tujuan dari mikroenkapsulasi tersebut yaitu untuk melindungi bahan inti dari penguapan dan mengatur volatilitas dari bahan inti yang dienkapsulasi.
Pada penelitian ini, akan dilakukan mikroenkapsulasi dengan bahan penyalut yang sama yaitu maltodekstrin dan gum arab, namun digunakan bahan inti yang berbeda yaitu sitronelal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sitronelal dalam menyalut pada mikrokapsul. Pengujian efisiensi dilakukan dengan cara menghitung jumlah pembentukan mikrokapsul sitronelal dengan menggunakan metode penimbangan mikrokapsul kering.

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah Freeze Dryer model FD-81, homoginezer, neraca analitik Ohaus, dan peralatan gelas laboratorium serta bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sitronelal dari PT. Aroma Indesso, maltodekstrin, gum arab, dan akuades. Prosedur Pembuatan mikrokapsul sitronelal Mikrokapsul sitronelal dibuat dengan cara melarutkan maltodekstrin dan gum arab dalam akuades dengan variasi bahan penyalut seperti pada tabel 1. Volume bahan penyalut tersebut dihomogenisasikan dengan menggunakan homogenizer pada kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya campuran tersebut dienkapsulasi dengan alat pengeringan beku (freeze dryer).
Uji efisiensi jumlah pembentukan mikrokapsul
Dapat dilakukan dengan cara penimbangan dari mikrokapsul yang kering atau yang telah tebentuk melalui proses freeze drying. Data berat mikrokapsul tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah bahan awal untuk pembuatan mikrokapsul sehingga diperoleh efisiensinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mikroenkapsulasi Sitronelal Mikroenkapsulasi yang menggunakan sitronelal sebagai bahan inti dengan menggunakan berbagai variasi komposisi maltodekstrin dan gum arab sebagai bahan penyalut dilakukan untuk mengetahui efisiensi jumlah pembentukan mikrokapsul. Bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan penyalut optimum yang paling efektif untuk menyalut sitronelal dalam mikrokapsul.

Mikrokapsul sitronelal: (1) Komposisi 15% (1:1); (2) Komposisi 15% (2:3); (3) Komposisi 15% (3:2); (4) Komposisi 20% (1:1); (5) Komposisi 20% (2:3); dan (6) Komposisi 20% (3:2)

Penentuan efisiensi jumlah pembentukan mikrokapsul
Berdasarkan hasil mikrokapsul yang diperoleh, maka masing-masing mikrokapsul ditimbang. Rendemen jumlah mikrokapsul yang terbentuk disajikan pada tabel 2.

Berdasarkan tabel 2, maka dapat diketahui bahwa rendemen jumlah mikrokapsul yang paling banyak terbentuk adalah mikrokapsul dengan komposisi bahan penyalut 20% dengan perbandingan maltodekstrin dan gum arab 3:2 yaitu sebesar 33,69%.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang efisiensi jumlah pembentukan mikrokapsul sitronelal dengan bahan penyalut maltodekstrin dan gum arab, diperoleh mikrokapsul dengan efisiensi rendemen mikrokapsul sitronelal terbesar yaitu pada mikrokapsul dengan komposisi penyalut 20% (3:2) dengan nilai sebesar 33,69%.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinn M., E., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, Inc., London.
2. Istiyani, Khoirul, 2008, Mikroenkapsulasi Insulin untuk Sediaan Oral Menggunakan Metode Emulsifikasi dengan Penyalut Natrium Alginat dan Kitosan, Skripsi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok.
3. Sugindro, Mardliyatin E., dan Djajadisastra J., 2008, Pembuatan dan Mikroenkapsulasi Ekstrak Etanol Biji Jinten Hitam Pahit (Nigella Sativa Linn.), Majalah Ilmu Kefarmasian, 2, 5, 57 – 66, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, Depok. 299
4. Chafid, Achmad, dan Kusumawardhani G., 2010, Modifikasi Tepung Sagu Menjadi Maltodekstrin Menggunakan Enzim Α-Amylase, Skripsi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.
5. Gaonkar, A.G., 1995, Ingredient Interaction On Food Quality, Marcel Dekker Inc., New York


http://www.atep-afia.net/2015/09/tugas-m5-kpli-kk.html?showComment=1443715451519#c55896247379943532